TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Misi {9}



Misi {9}

0 Pagi ini agaknya suasana sangat tegang, bagaimana tidak. Chen Liao Xuan tidak pernah membayangkan bagaimana hal ini bisa terjadi sama sekali. Tentang dirinya, dan tentang semuanya yang akan berakhir mungkin dengan sangat tragis. Dia tidak tenang, dia sangat resah juga gelisah. Semuanya bercampur-aduk menjadi satu dengan cara yang tidak manusiawi sama sekali.     
0

Dan para petinggi istana sudah tampak bersiap dengan apa yang terjadi sekarang. Sementara itu, Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua tampak saling pandang, sambil membawa beberapa sebuah gulungan berisikan pengumuman yang sangat penting bagi semua iblis yang ada di sini.     

Kemudian, sebuah gong pun terdengar dengan begitu keras. Suasana kembali semakin tegang, para Selir Raja tampak saling pandang dengan mimik wajah yang ikut tegang luar biasa. Bagaimana tidak, mereka juga ikut penasaran dengan apa yang akan terjadi. Pun dengan Cheng Wan Nian, biar bagaimanapun, gembong kejahatan terbesar adalah ayahnya. Jika sampai itu terbongkar dan segala antek-anteknya terbongkar maka semuanya akan menjadi rusuh sekali. Dan untuk kedua kalinya, rasa angkuhnya harus terjatuh kedua kali karena apa yang terjadi ini. Namun dia sudah berjanji kepada Chen Liao Xuan agar dia menuruti semua keputusan yang terjadi. Sehingga kedudukannya menjadi seorang Selir tidak akan pernah bisa diganggu-gugat oleh siapa pun yang ada di dunia ini. Sebuah hal yang setidaknya menyelamatkan harga dirinya saat ini adalah dengan berpura-pura tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh ayahnya dan dia berusaha untuk pura-pura jika apa yang dilakukan oleh ayahnya dia sama sekali tidak ikut campur. Ya, cuci tangan adalah hal yang harus dia lakukan sekarang. Dia kemudian mengabaikan semua rasa risaunya, mati atau pun hidupnya ayahnya dia tidak mau peduli lagi. Bahkan jika keluarganya habis tak bersisa pun dia tak mau peduli lagi. Yang terpenting jika dia aman, kedudukannya aman maka dia akan merasa jauh lebih terhormat dari pada membela keluarganya yang jika dia berusaha melakukan itu maka hidupnya akan terancam dengan sangat sempurna.     

"Pagi ini, kita semua berkumpul di aula tengah istana untuk mengumumkan beberapa hal. Yang pertama dan yang utama yang harus kita lakukan sekarang adalah untuk mengumumkan hal yang paling penting yaitu pengumuman siapa saja petinggi istana yang telah terbukti melakukan banyak sekali kesalahan, korupsi dan penggelapan upeti, bahan makanan istana juga senjata. Semuanya tidak akan diampuni, semuanya akan mendapatkan hukuman baik itu hukuman terhormat, atau pun hukum pancung yang akan membuat tubuh abadi kalian menjadi abu dengan seketika. Dan semua barang bukti sudah terkumpul akan diletakkan tepat di depan kalian semuanya."     

Tak berapa lama setelah itu, arak-arakan prajurit datang, membawa banyak sekali gerobak yang berisikan senjata, bahan pangan serta beberapa peti yang berisi uang dan juga emas batangan.     

Mereka--pejabat yang merasa jika itu milik mereka itu pun langsung bersimpuh dengan teriakan histeris mereka. Mereka benar-benar tak menyangka jika semua ini akan terjadi. Terjadi kepadanya dengan begitu nyata. Kini para prajurit yang sudah dikerahkan oleh Chen Liao Xuan langsung membuat para petinggi istana itu berlutut dengan sempurna. Mereka tampak berteriak histeris dengan begitu nyata. Seolah jika akhir dari mereka sudah ada di depan mata. Untuk kemudian, mereka memandang Chen Liao Xuan dengan tangis pilu, lalu pandangan mereka tertuju pada Kasim Agung Cheng.     

Ya, sosok itu telah berdiri dengan begitu tegap. Berdiri dan tak menoleh pada siapa pun juga yang ada di sekitarnya. Sampai tiba pada dua prajurit yang ada di belakangnya, hendak membekuknya namun Kasim Agung Cheng mengangkat tangannya tinggi-tinggi.     

"Kalian tidak bisa menangkapku. Atas dasar apa kalian mau menangkapku sementara kalian tidak memiliki bukti apa pun! Apakah ini yang namanya sebuah konspirasi agar kalian bisa menjebloskanku ke dalam penjara? Apakah kalian sebenarnya sangat membenciku sampai kalian bertingkah seperti ini?" semua yang ada di sana pun terdiam. Agaknya mereka bingung harus berkata apa sekarang. Pun dengan Chen Liao Xuan. Yang hanya bisa meremas tangannya karena masih belum bisa menangkap Kasim Agung Cheng. Dia sama sekaki tak menyangka jika penyidikannya secara mendadak masih belum bisa membuat Kasim Agung Cheng lengah dan dia bisa membuat bukti kuat untuk itu. "Yang Mulia Raja. Apakah Anda lupa dengan siapa hamba? Hamba adalah Kasim Agung Cheng, Ayah dari Selir Cheng yang merupakan istri yang kau nikahi itu! Hamba adalah Kasim Agung Cheng, yang karena hamba Yang Mulia bahkan sampai detik ini terus mendukung Yang Mulia Raja dam membuat Yang Mulia Raja masih menduduki tahta sampai sekarang! Jadi bagaimana ini bisa terjadi. Konspirasi apa? Bagaimana bisa hamba dituduh dengan tuduhan tak berdasar seperti ini? Hamba benar-benar kecewa, hamba benar-benar tak menyangka jika Yang Mulia Raja bersikap sekeji ini."     

"Kasim Agung Cheng, memang tidak ada bukti yang memberatkanmu. Namun, Yang Mulia Raja di sini hanya menginginkan pernyataanmu. Atas saksi untuk beberapa prtinggi kerajaan yang berada di kubumu sampai melakukan hal seperti ini. Sungguh, Yang Mulia Raja tidak pernah berpikir untuk menangkap Ayah mertuanya sendiri. Memangnya kamu pikir, apakah Yang Mulia Raja bisa sekeji itu? Tidak... tidak sama sekaki, Kasim Agung Cheng. Aku--"     

"Berhentilah bersilat lidah, Penasihat Li. Aku tahu siapa kamu, aku tahu semuanya tentang kamu. Jadi berhenti bertingkah dengan mengatakan hal-hal yang meresahkan dengan mulut manismu. Aku bersumpah, aku tidak akan pernah melupakan apa yang telah kalian lakukan ini. Aku akan membalas dendam atas apa yang telah kalian lakukan!" Kasim Agung Cheng langsung menebaskan jubahnya, dia hendak pergi namun matanya memandang Cheng Wan Nian yang seolah tak mempedulikannya sama sekali.     

"Selir Cheng, hamba harap Selir Cheng akan selalu bahagia di mana pun Selir Cheng berada."     

Setelah mengatakan itu, Kasim Agung Cheng pun memutuskan untuk pergi. Membuat Cheng Wan Nian memilih memalingkan wajahnya dari sosok ayahnya sendiri. Dia tidak ingin untuk melihat wajah ayahnya sama sekali.     

"Kasim Agung Cheng, kenapa kau tampak berburu-buru sekali? Tinggallah dulu di sini. Atas semua kesalahpahaman itu jangan kau ambil hati. Aku masih memiliki satu berita bagus untukmu yang bisa membuatmu sedikit bahagia," Chen Liao Xuan mulai bersuara. Membuat Kasim Agung Cheng dan lainnya pun menoleh dengan sempurna. Sejenak Chen Liao Xuan tampak menelan ludahnya dengan susah, kemudian dia memandang semua orang yang ada di sini. Terlebih, Lim Ming Yu dan Cheng Wan Nian. Dia sama sekali tak tahu harus berbuat apa, dia sama sekali tak tahu apa yang terjadi setelah ini. Yang jelas dia merasa jika semuanya memang sedang tak baik-baik saja sekarang. "Selir Lim, tengah mengandung anakku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.